Jumat, 13 November 2015

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri



“Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II”

Jurnal Teknik Industri Vol 6 No.2, Desember 2014: 156 - 168

Green Quality Function Deployment ( QFD ) II merupakan suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas kedalam desain, memenuhi keinginan konsumen yang diterjemahkan kedalam technical responses. QFD disini bertujuan untuk mengevaluasi konsep produk lampu yang berkualitas, ramah lingkungan dan biaya rendah. Metode ini bukan hanya mengutamakan aspek kualitas, tetapi juga mengutamakan aspek lingkungan dan biaya kedalam matriks – matriksnya. Aspek – aspeknya yaitu Quality House, Green House dan Cost House.
Adapun tujuan dari penelitian di jurnal ini adalah memahami proses desain dan pengembangan produk yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis. Metoda penelitian yang pertama yaitu dengan cara mengidentifikasi technical response kualitas, lingkungan dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk, permintaan – permintaan technical response yang kemudian di kembangkan menjadi sebuah inovasi atau terobosan baru. Setelah melakukan identifikasi maka dari sederetan alternatif konsep produk tersebut mulai dikembangkan dan dibuat konsep rancangan produknya melalui Concept Comparison House ( CCH ).
Setelah dilakukan analisa dan pengelompokkan berupa ruang untuk matriks korelasi antara tiga permintaan ( Kualitas, lingkungan dan biaya ) , ruang daftar alternatif – alternatif konsep produk dan konsep pengembangan produk, dan ruang tingkat kepuasan pelanggan, maka langkah selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersumber dari beberapa orang atau kelompok yang mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan pemecahan masalahnya.
Pada penelitian kali ini yang dibahas adalah mengenai kualitas lampu. Lampu yang sering kita pakai, sebenarnya ada dampak negatinya, yaitu bisa mengakibatkan pemanasan global, pembentukan fotokimia ozon, dan keracunan, mengganggu kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian yang di sebabkan oleh limbah lampu yang sudah rusak dan mempunyai kualitas yang buruk. Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa karakteristik lampu yang baik dan memenuhi kriteria adalah lampu yang berkualitas, ramah lingkungan, umur hidupnya lama, menyala terang, jangkauan cahaya luas, tidak merusak manusia, lingkungan dan makhluk hidup disekitar dan biaya pemakaiannya rendah.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai kriteria tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan kinerja rangkaian komponen elektronika, kuantitas dan kualitas raksa dan kekuatan actub. Agar lampu tidak memberi dampak negatif bagi lingkungan maka emisi dari raksa harus dikurangi.
Terdapat matriks – matriks yang perlu di perhatikan dalam produksi lampu diantaranya :
  1. Matriks Quality House
  1. Cayaya terang dan luas
  2. Umur panjang
  3. Gelas tidak mudah pecah
  4. Dampak terhadap manusia dan lingkungan kecil
  5. Hemat Energi
  6. Mudah ditemui di toko toko
  7. Mudah dipasang
  8. Cepat/mudah menyala
  9. Harga Murah
  10. Garansi
  11. Bentuk Menarik
  12. Pembungkus Menarik
  13. Merk Terkenal
  1. Matriks Green House
  1. Global Warming
  2. Acidification
  3. Human Toxicity ( Water )
  4. Human Toxicity ( Solid )
  5. Exotoxicity ( Soil, Chronic )
  6. Exotoxicity ( Water, Chronic )
  1. Matriks Cost House
  1. Proses Produksi
  • Bahan baku langsung
  • Tenaga kerja langsung
  • Overhead
  1. Pengolahan Limbah
  • Operasi/Maintenace
  • Energi
  1. Distribusi dan Servis
  • Transportasi
  • Tenaga Kerja
  1. Biaya Bagi User
  • Pembelian
  • Listrik



DAFTAR PUSTAKA

  • Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Productivity Press. Portland, Oregon.
  • Billatos, S. B., and N. A. Bassaly, 1997. Green Technology and Design for the Environment,Taylor & Francis, Ltd.
  • Burall, P., 1991. Green Design, The Design Council of United Kingdom.
  • Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison – Wisley Publishing Company.
  • Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle Assessment, Mc Graw Hill.
  • DeMendonça, M., and T.E. Baxter, 2001. “Design for the environment (DFE): An Approach to achieve the ISO 14000 international standardization”, Environmental Management and Health, Vol. 12 No. 1, pp. 51-56.
  • Dong, C., C. Zhang, and B. Wang, 2001. “Integration of green quality function deployment and fuzzy multiattribute utility thoery-based cost estimation for environmentally conscious product development”,International Journal of Environmentally Conscious Design & Manufacturing.
  • Green, L. N., and E. Bonollo, 2002. “The Development of a Suite of Design Methods Appropriate for Theaching Product Design”, Global Journal of Engineering Education, Vol. 6, No 1, Australia.
  • Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT Pustaka Binaman
  • Pressindo, Jakarta.
  • Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta
  • Wenzel, H., M. Hauschild, and L. Alting, 1997. Environmental Assessment of Products, Volume 1 Methodology, Tools and Case Studies in Product Development, Chapman & Hall
  • Zhang, Y., H. P., Wang, and C. Zhang, 1998. “Product Concept Evaluating Using GQFD-II and
  • AHP”, International Journal of Environmentally Concious Design & manufacturing, Vol. 7, No 3.
  • Zhang, Y., H.P, Wang, and C. Zhang, 1999. “Green QFD – II: life cycle approach for environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices”, International Journal Production Research, Vol. 37, pp 1075 – 1091.

Kamis, 05 November 2015

COLD STORAGE , CHILLER

Service Cold Storage / Cold Room

Selamat Datang Di
Cipta Permata Technik

Adalah sebuah usaha jasa Technik yang berherak di Pamasangan Insulated Sandwich Panels sejak tahun 2001, Perbaikan Sistem Refrigation , Instalasi HVACR,ABF,Freezer,Chiller and Refrigeration parts, Water Chiller



Cold Storage adalah sebuah unit penyimpanan pendingin dengan kapasitas besar di pergunakan untuk komersial product maupun dunia industri baik cepat maupun lambat di sesuaikan kebutuhan. Menjaga mesin tersebut untuk tetap berfungsi dengan baik tentu merupakan hal penting ... Hal-hal yang perlu di lakukan secara sederhana yang mungkin dapat di lakukan adalah :
1. Hindari terlalu lama membuka pintu cold storage agar udara dingin tidak banyak terhembus keluar sehingga tidak bekerja terlalu keras
2. Masukan barang-barang secukupnya tidak berlebihan agar mesin mudah mendinginkan ruangan
3. Hindari dari sinar matahari langsung atau dekat dengan benda-benda yang mengeluarkan panas. Jika ingin memasukan makanan hendaknya tidak dalamsuhu panas, tunggu hingga suhu tidak panas.
4. Set temperatur lemari es sesuai kebutuhan, jangan di set terlalu dingin jika tidak perlu agar mesin pendingin tidak di paksa bekerja terlalu keras serta dapat menghemat biaya listrik.
5. Lakukan maintenence secara rutin baik kondisi kebersihan dari kondensing unit ataupun evaporator unti, tentu dalam hal ini tugas para profesional di bidang refrigerasi yang melakukannya.
6. Mengecek secara teratur kandungan Freon di dalam unit tersebut.
7. Lakukan perbaikan secepatnya bila menemukan hal yang mencurigakan pada unit tersebut terdapat penurunan performa

Contact Person
Arie P.Adi
082110086826
permatatechnik20@gmail.com
Ellen Adetya
081281721217
ellenadetya@gmail.com

Workshop
Permata Sepatan Blok C.12 No.9 Tangerang 15520




Kualitas pekerjaan dan kepuasan pelanggan adalah hal penting dan utam. Untuk itu kami menyiapkan tenaga-tenaga yang profesional dan berpengalaman serta bersertifikasi di bidang ini, agar dapat memberikan layanan terbaik para pelanggan kami.
Kami harap layanan profesional kami dapat mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengatasi dan mencegah permaslahan yang ada.






Cv. Cipta Permata Technik
Adalah sebuah usaha jasa Technik yang berherak di Pamasangan Insulated Sandwich Panel sejak tahun 2001, meliputi :
 Komersiasial Produk : Under Counter/ Up Right Chiller, Show Case Perbaikan Sistem Refrigation ,
Instalasi HVACR,ABF,Freezer,Chiller and Refrigeration parts, Perakitan Panel Control,Perakitan Panel Distributor, dan Pengelasan
Industrial Produk :Water Chiller, Air Dryer, Cold Room.



Enterprenuer Mr.Baharudin (Gudang Daging), Jln Hasanudin.Timika, Papua.




Pt. Saniga Triguna (Gudang Buah)



Enterprenuer Mr. Hj.Heri,(Gudang Buah) Jln. Pasar Rau, Serang



Enterprenuer Mr.Agus, (Gudang Ikan) Kab.OKI. Sumatra Selatan




Support by : Asia Panelmas Indonesia

Jumat, 03 Juli 2015

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri



“Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II”

Jurnal Teknik Industri Vol 6 No.2, Desember 2014: 156 - 168
Oleh :
  • Septin Puji Astuti
  • Udisubakti Ciptomulyo
  • Mokh.Suef

Green Quality Function Deployment ( QFD ) II merupakan suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas kedalam desain, memenuhi keinginan konsumen yang diterjemahkan kedalam technical responses. QFD disini bertujuan untuk mengevaluasi konsep produk lampu yang berkualitas, ramah lingkungan dan biaya rendah.
Metode ini bukan hanya mengutamakan aspek kualitas, tetapi juga mengutamakan aspek
lingkungan dan biaya kedalam matriks – matriksnya. Aspek – aspeknya yaitu Quality House,
Green House dan Cost House.
Adapun tujuan dari penelitian di jurnal ini adalah memahami proses desain dan pengembangan produk yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, ramah lingkungan
dan ekonomis. Metoda penelitian yang pertama yaitu dengan cara mengidentifikasi
technical response kualitas, lingkungan dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk, permintaan – permintaan technical response yang kemudian di kembangkan menjadi
sebuah inovasi atau terobosan baru. Setelah melakukan identifikasi maka dari sederetan
alternatif konsep produk tersebut mulai dikembangkan dan dibuat konsep rancangan
produknya melalui Concept Comparison House ( CCH ).
Setelah dilakukan analisa dan pengelompokkan berupa ruang untuk matriks korelasi antara tiga permintaan ( Kualitas, lingkungan dan biaya ) , ruang daftar alternatif – alternatif konsep produk dan konsep pengembangan produk, dan ruang tingkat kepuasan pelanggan, maka langkah selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersumber dari beberapa orang atau kelompok yang mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan pemecahan masalahnya.
Pada penelitian kali ini yang dibahas adalah mengenai kualitas lampu. Lampu yang sering kita pakai, sebenarnya ada dampak negatinya, yaitu bisa mengakibatkan pemanasan global,pembentukan
fotokimia ozon, dan keracunan, mengganggu kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian
yang di sebabkan oleh limbah lampu yang sudah rusak dan mempunyai kualitas yang buruk.
Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa karakteristik lampu yang baik dan memenuhi kriteria
adalah lampu yang berkualitas, ramah lingkungan, umur hidupnya lama, menyala terang,
jangkauan cahaya luas, tidak merusak manusia, lingkungan dan makhluk hidup disekitar
dan biaya pemakaiannya rendah.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai kriteria tersebut yaitu dengan lebih
memperhatikan kinerja rangkaian komponen elektronika, kuantitas dan kualitas raksa
dan kekuatan actub. Agar lampu tidak memberi dampak negatif bagi lingkungan maka
emisi dari raksa harus dikurangi.
Terdapat matriks – matriks yang perlu di perhatikan dalam produksi lampu
diantaranya :
  1. Matriks Quality House
  1. Cayaya terang dan luas
  2. Umur panjang
  3. Gelas tidak mudah pecah
  4. Dampak terhadap manusia dan lingkungan kecil
  5. Hemat Energi
  6. Mudah ditemui di toko toko
  7. Mudah dipasang
  8. Cepat/mudah menyala
  9. Harga Murah
  10. Garansi
  11. Bentuk Menarik
  12. Pembungkus Menarik
  13. Merk Terkenal
  1. Matriks Green House
  1. Global Warming
  2. Acidification
  3. Human Toxicity ( Water )
  4. Human Toxicity ( Solid )
  5. Exotoxicity ( Soil, Chronic )
  6. Exotoxicity ( Water, Chronic )
  1. Matriks Cost House
  1. Proses Produksi
  • Bahan baku langsung
  • Tenaga kerja langsung
  • Overhead
  1. Pengolahan Limbah
  • Operasi/Maintenace
  • Energi
  1. Distribusi dan Servis
  • Transportasi
  • Tenaga Kerja
  1. Biaya Bagi User
  • Pembelian
  • Listrik


DAFTAR PUSTAKA

  • Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Productivity Press. Portland, Oregon.
  • Billatos, S. B., and N. A. Bassaly, 1997. Green Technology and Design for the Environment,Taylor & Francis, Ltd.
  • Burall, P., 1991. Green Design, The Design Council of United Kingdom.
  • Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison – Wisley Publishing Company.
  • Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle Assessment, Mc Graw Hill.
  • DeMendonça, M., and T.E. Baxter, 2001. “Design for the environment (DFE): An Approach to achieve the ISO 14000 international standardization”, Environmental Management and Health, Vol. 12 No. 1, pp. 51-56.
  • Dong, C., C. Zhang, and B. Wang, 2001. “Integration of green quality function deployment and fuzzy multiattribute utility thoery-based cost estimation for environmentally conscious product development”,International Journal of Environmentally Conscious Design & Manufacturing.
  • Green, L. N., and E. Bonollo, 2002. “The Development of a Suite of Design Methods Appropriate for Theaching Product Design”, Global Journal of Engineering Education, Vol. 6, No 1, Australia.
  • Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT Pustaka Binaman
  • Pressindo, Jakarta.
  • Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta
  • Wenzel, H., M. Hauschild, and L. Alting, 1997. Environmental Assessment of Products, Volume 1 Methodology, Tools and Case Studies in Product Development, Chapman & Hall
  • Zhang, Y., H. P., Wang, and C. Zhang, 1998. “Product Concept Evaluating Using GQFD-II and
  • AHP”, International Journal of Environmentally Concious Design & manufacturing, Vol. 7, No 3.
  • Zhang, Y., H.P, Wang, and C. Zhang, 1999. “Green QFD – II: life cycle approach for environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices”, International Journal Production Research, Vol. 37, pp 1075 – 1091.

Review Jurnal


Analisa Motivasi Perusahaan Melakukan Audit Lingkungan Studi Kasus Pada empat Perusahaan Sektor Tambang di Indonesia

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Penulis : Cecilia Lianggara dan Dianne Frisko, S.E., M.Ak


Pendahuluan.
Ada beberapa industri pertambangan yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar (sungai) hingga kerusakan sungai itu sendiri. Menurut harian Bisnis Indonesia Mobile, 28 Mei 2012ada empat perusahaan yang merusak sungai diantaranya:

  1. PT. Adaro Indonesia yang mencemari sungai Balangan, Kalimantan Selatan dengan kasus meluapnya kolam penampungan sedimentasi
  2. PT. Arutmin Indonesia yang mencemari Sungai Salajuan, Kalimantan Selatan dengan kasus membuat air sungai menjadi hitam.
  3. PT. Freeport Indonesia yang mencemari Sungai Akjwa, Papua dengan adanya tailing.
  4. PT. Kideco Jaya Agung yang mencemari Sungai Biu dan Sungai Samurangau, Kalimantan Timur menyebabkan terjadinya pendangkalan dan keruh.
Karena pemberitaan ini diperlukan audit lingkungan, dimana tujuan audit lingkungan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengelola kewajiban lingkungan dan meminimalkan kerugian akibat pengelolaan lingkungan dimasa depan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui motivasi perusahaan sektor tambang melakukan audit lingkungan apakah karena hukum saja. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode content analysis.
Obyek yang dipilih dari sektor tambang (PT. Newmont Nusa Tenggara, PT. Adaro, PT. Harum Energy, dan  PT. International Nickel Indonesia) karena sektor tambang merupakan perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam sehingga setiap perilaku yang dilakukan oleh perusahaan sektor tambang ini diatur dalam aturan perundangan yang ketat
Model audit lingkungan yang dibahas meliputi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), Sistem Manajemen Lingkungan dengan produk ISO 14001, Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan penghargaan Aditama. Sedangkan motivasi perusahaan melakukan audit lingkungan adalah motivasi ekonomi, hukum dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Metode.
Penelitian ini mengambil data dari public resource lalu dianalisa dengan membandingkan tiap dokumen yang telah diperoleh dan mengambil empat perusahaan tambang karena ingin melihat dari jenis audit lingkungan PROPER yang telah dilakukan perusahaan. Empat perusahaan dipilih berdasarkan peringkat warna dalam PROPER yaitu hijau,biru, merah dan hitam. 
Teknik pengambilan data untuk mini research question pertama adalah mencari data dari public source berupa dokumen mengenai ISO 14001, PROPER, AMDAL dan Aditama Awards. Dari sumber dokumen ini dapat mengetahui tipe audit lingkungan dan penerpannya.
Mini research question kedua adalah mencari dokumen UU Bapepam mengenai karakteristik perusahaan tambang dan annual report perusahaan. Dari sumber ini dokumen ini dapat mengetahui karakteristik perusahaan sektor tambang yang menerapkan audit lingkungan.
Mini reseacrh question ketiga dan keempat mengambil dokumen dari public resource berupa annual report dan sustainability report masing-masing perusahaan lalu membandingkan fakta dengan teori yang mengenai motivasi perusahaan melakukan audit lingkungan. Dari sumber dokumen ini dapat mengetahui penerapan audit lingkungan di empat perusahaan sektor tambang dan motivasi perusahaan melakukan audit lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN.
Model audit lingkungan yang digunakan adalah audit lingkungan berdasarkan PROPER, ISO 14001  dan AMDAL. Model ini menjawab mini research question pertama mengenai jenis audit lingkungan di Indonesia. Audit Berdasarkan Proper ini adalah mendorong perusahaan taat terhadap peraturan lingkungan hidup. Proper ini dieselenggrakan oleh Kementrian Lingkungan hidup setiap tahunnya sejak tahun 2002.
Penggunaan warna di dalam penilain PROPER merupakan bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai yang terbaik, EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH sampai yang terburuk HITAM. Aspek Proper adalah ketaatan terhdap peraturan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL serta pengendalian pencemaran laut. 
Ketentuan tersebut bersifat wajib untuk dipenuhi. Jika perusahaan memenuhi seluruh peraturan tersebut maka akan diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM,tergantung kepada aspek ketidaktaannya. Untuk mencapai HIJAU atau EMAS maka diperlukan penerpan jauh melebihi dari yang ditetapkan oleh peraturan.
Secara umum pemilihan perusahaan peserta PROPER mengacu kepada kriteria sbb : Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan yang besar, perusahaan yang berorientasi ekspor.
Selain Proper ada juga AMDAL yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mlakukan audit lingkungan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakn pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pegambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha  (PP No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Disamping PROPER dan AMDAL, adapula standar Internasional yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam audit yaitu ISO 14001. ISO 14001 menurut Rothery (1995) adalah standar inetrnasional tentang sistem manajemen lingkungan yang sangat penting untuk diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh sektor industri. ISO 14001 ini bebas diikuti oleh perusahaan sektor apa saja.
Berikut ini merupakan hasil penelitian untuk menjawab mini research question ketiga yaitu audit yang dilkaukan oleh masing-masing perusahaan : PT Newmont Nusa Tenggara melakukan audit lingkungan berupa PROPER dengan peringkat HIJAU sebanyak 5 kali berturut-turut sejak tahun 2005 hingga 2011. AMDAL di tahun 1996, ISO 14001, Aditama Awards dan melakukan kegiatan lingkungan sebanyak delapan program. Sedangkan PT Adaro melakukan Audit dengan berupa PROPER dengan peringkat hijau sebanyak empat kali berturut-turut sejak tahun 2007 hingga 2011, AMDAL, ISO 14001, Aditama Awards dan melakukan kegiatan lingkungan sebnyak tiga program. Untuk PT Harum Energy melakukan audit lingkungan berupa PROPER Nasional dengan peringkat hijau, AMDAL, ISO 14001, Aditama Awars dan melakukan kegiatan lingkungan sebanyak nol program.
Pembahasan mengenai motivasi perusahaan yang melakukan audi t PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Adaro yang menjadi objek penenlitian melakukan audit lingkungan karena perusahaan khususnya pihak manajemen ingin turut serta dalam proses kelestarian lingkungan dan ingin menjaga nama baik perusahaan dengan membuat laporan mengenai lingkungan yang andal. Motovasi tanggung jawab sosial perusahaan ditunjukan dari kegiatan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. 
PT INCO mendapat PROPER merah. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum memiliki inisiatif untuk melakukan audit lingkungan dan kegiatan lingkungan. Pada tahun 2010, PROPER yang diraih oleh perusahaan ini adalah biru, namun pada tahun 2011 PROPER yang diraih turun menjadi merah.
Jadi, perusahaan sektor tambang melakukan audit karenaadanya motif ekonomi, hukum dan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini sependapat dengan Temuan Ambarini (2001) dimana perusahaan sektor tambang melakukan audit lingkungan tidak atas dasar motivasi hukum semata.

KESIMPULAN.
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang dipaparkan dalam penelitian, kemudian dikaitkan dengan hasil temuan penelitian dan pembahasannya, maka secara garis besar dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
  1. Banyak acuan dalam melakukan audit lingkungan. Salah satunya dengan PROPER, AMDAL dan ISO 14001. Dari tiga perusahaan tersebut mengacu PROPER, AMDAL dan ISO 14001 yaitu :PT NNT, PT Adaro dan PT Harum Energy. Namun PT International Nickel Indonesia hanya melakukan PROPER dan AMDAL.
  2. Perusahaan sektor tambang melakukan audit karena motivasi ekonomi dan tanggung jawab bukan hanya karena motivasi hukum saja tetapi karena motivasi ekonomi dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan dari empat objek yang penulis teliti, keempat perusahaan melakukan audit lingkungan karena motivasi hukum.