Minggu, 28 Juni 2015

Akibat Konservasi Hutan

Akibat Konservasi Hutan
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai paru – paru dunia, maksudnya adalah
hutan 
dapat menyerap gas karbondioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan
gas oksigen yang sangat diperlukan manusia.  Kemudian hutan juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan air dengan volume yang sangat besar. Air hujan yang jatuh ke bumi akan disimpan
dalam akar – akar pohon yang ada dihutan. Manfaat ini sangat terasa ketika musim hujan,
hutan bisa dijadikan sebagai pengendali banjir.



                      

Tetapi seiring berjalannya waktu, luas hutan di Indonesia semakin menyempit
salah satu faktornya yaitu banyak di bangunnya perkebunan kelapa sawit yang dilakukan
dengan menkonversi hutan alam, dan selain merusak hutan juga menghancurkan seluruh
kekayaan hayati hutan yang tidak ternilai harga dan manfaatnya, juga akan merubah
landscape hutan alam secara total. Proses ini apabila tidak dilakukan dengan baik maka
akan berdampak pada kerusakan seluruh ekosistem Daerah Aliran Sungai yang berada di bawahnya.
Dampaknya antara lain adalah meningkatnya aliran permukaan, tanah longsor, erosi dan sedimentasi.
Kondisi ini akan semakin parah, apabila pembersihan lahan ( setelah kayunya  di tebang )
 dilakukan dengan cara pembakaran. 
           

Selain dipakai untuk pembangunan kelapa sawit, pertumbuhan penduduk yang
sangat pesat dan penyebarannya yang tidak merata menyebabkan banyak terjadinya
konversi hutan menjadi pemukiman penduduk, perkebunan, pertanian dan pertambangan
dikarenakan kebutuhan hidup manusia itu sendiri.



                          

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak dari konversi hutan yang berlebihan dapat
mengakibatkan menurunnya daya kemampuan hutan untuk menjalankan fungsi ekologisnya
sehingga dapat menimbulkan dampak pada lingkungan yang serius seperti perubahan iklim,
berkurangnya keanekaragaman hayati, ketersediaan sumber air dan erosi tanah.
Maka dari itu kita harus bisa menemukan cara supaya menciptakan suatu perkebunan
khususnya kelapa sawit yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak seluruh kekayaan hayati



Sebelum kita membaca laporan Greenpeace, mari kita memahami terlebih dahulu apa itu batu bara ya.. 


Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

Rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Materi pembentuk batu bara
Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:


Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di AustraliaIndia dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.




Kelas dan jenis batu bara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.


Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.


Pembentukan batu bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:

Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.


  


Laporan Greenpeace: Selain Merusak Lingkungan, Industri Batubara Melukai Perekonomian Indonesia

Ringkasan Eksekutif
Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan luar biasa di sektor pertambangan batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan meningkatnya produksi dan ekspor batu bara sebesar lima kali lipat antara tahun 2000 dan 2012. Meskipun pertumbuhannya meningkat sangat pesat, sektor batubara menyumbang hanya 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan prospek pertumbuhan di masa depan yang lebih terbatas. Eksplotasi batubara yang masif ini harus dibayar dengan biaya besar terhadap ekonomi nasional, sektor - sektor ekonomi lainnya serta mata pencaharian penduduk Indonesia di daerah – daerah terkena dampak.

Indonesia hanya menguasai 3% cadangan batubara dunia, tetapi perusahaan yang beroperasi di sini telah mengeksploitasinya secepat mungkin. Selama dekade terakhir, produksi telah menggelembung, mencapai lebih dari 450 juta ton pada tahun 2012. Sebagian besar batubara yang dihasilkan dari tambang - tambang Indonesia diekspor ke Cina dan negara - negara Asia lainnya, sementara konsumsi batubara dalam negeri masih relatif datar (lihat Gambar 1).



Pada tahun 2011, Indonesia mengalahkan Australia sebagai eksportir batubara terbesar di dunia. 


Greenpeace meluncurkan laporan terbaru berjudul “Batubara Melukai Perekonomian Indonesia”. Dalam laporan tersebut Greenpeace mengungkapkan bahwa industri ekstraktif batubara yang diharapkan dapat menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia, justru telah melukai ekonomi nasional, memperburuk kemiskinan, dan mengancam penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar operasi pertambangan batubara.

Sejak tahun 2011, Indonesia telah menjadi pengekspor batubara terbesar di dunia, mengalahkan Australia. Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan luar biasa di sektor pertambangan batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya, produksi batubara meningkat mencapai lebih dari 450 juta ton pada tahun 2012.



Meskipun pertumbuhannya meningkat sangat pesat, sektor batubara menyumbang hanya 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan prospek pertumbuhan di masa depan yang lebih terbatas.

Industri ekstraktif seperti pertambangan batubara mengguncang perekonomian Indonesia, menyebabkan fluktuasi besar dalam neraca pembayaran dan nilai tukar. Dampak dari fluktuasi ini juga menghambat pembangunan jangka panjang industri dengan nilai tambah yang lebih tinggi karena mengalihkan dan menghalau investasi modal awal.

 


Industri batubara menggambarkan dirinya sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia. Pada kenyataannya, batubara adalah industri bernilai rendah yang menyebabkan kerusakan berlebihan kepada mata pencaharian, memperburuk kemiskinan dan berkontribusi minim terhadap PDB secara keseluruhan, dan bahkan prospek pertumbuhan di masa depan yang lebih rendah. Dengan kata lain, industri batubara justru telah melukai perekonomian di Indonesia.

 

“Pengembangan batubara tidak membantu masyarakat miskin pedesaan, karena pertambangan batubara justru membawa dampak yang sangat negatif pada pertanian, perikanan dan sektor lain dimana jauh lebih banyak orang bergantung untuk penghidupannya,” kata Arif Fiyanto, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.

Selain itu, terdapat kelemahan sistemik di pasar batubara global, dan tidak bijaksana bila Indonesia terus berinvestasi dalam meningkatkan kapasitas ekspor batubara. Permintaan impor batubara Cina cenderung melemah, dengan berbagai faktor yang mendorong turunnya permintaan. 

Salah satu faktornya adalah bahwa selama dua tahun terakhir,  tingkat polusi di Cina telah mencapai mencapai rekor dengan tingkat PM 2,5 (polusi partikulat kecil berukuran diameter 2,5 mikrometer) pada Januari 2013. Ini adalah lebih dari 30 kali tingkat yang aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 25 mikrogram per meter kubik. 

Selain itu kebijakan baru di 26 provinsi di China untuk memangkas produksi dan konsumsi batubara akan mengurangi permintaan batubara China secara signifikan. 

 

Pemerintah harus segera menghentikan pembangunan ekonomi yang berbasis pada energi kotor batubara, seperti dampaknya yang merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan warga. Apabila Indonesia masih terus melanjutkan pembangunan ekonomi yang bertopang pada batubara, maka dalam jangka panjang batubara dapat melukai perekonomian Indonesia, dan menjauhkan negara ini dari jalur pembangunan ekonomi rendah karbon,” pungkasnya. 

Kesimpulan
Perekonomian Indonesia sekarang adalah ke-16 terbesar di dunia, dengan basis manufaktur yang kuat, sektor jasa yang hidup dan besar, dan pasar konsumen yang berkembang pesat. Negara ini tidak perlu ekspor batubara, industri dengan nilai rendah tetapi berdampak negatif yang besar pada masyarakat dan untuk kemakmuran masadepan.

Ekspor batubara yang tidak terkontrol hanya menyebabkan ketidakstabilan ekonomi makro yang tidak diinginkan, sementara gagal untuk memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Insentif publik dan investasi yang diarahkan ke industri batubara akan menghasilkan lebih banyak pekerjaan, kemakmuran dan pertumbuhan jika dialihkan pada investasi jasa, industri hi-tech, dan manufaktur –termasuk energi terbarukan.

Kekuatan besar dunia seperti Cina dan Amerika Serikat telah sadar akan bahaya pembangunan berbasis batubara. Hal ini telah menyebabkan jatuhnya prakiraan permintaan di negara-negara ini, dan memicu kelebihan pasokan besar di pasar.

Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang inklusif, Indonesia perlu cerdas dan meningkatkan daya saingdan produktivitas sektor-sektor non-komoditas –apa yang disebut Morgan Stanley sebagai “Reformasi Struktural 2.0”. 

Masa depan bisa menjadi bebas batubara tanpa menjadi miskin.


Kebutuhan Psikologi

Pengetahuan Lingkungan Industri )
  1. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu 
maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.
  1. Sub Bidang Psikologi
Karena luasnya objek yang dipelajari dalam psikologis, maka dalam 
perkembangannya Ilmu Psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang yaitu :

  1. Psikologi Lingkungan
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari 
lingkungan hidupnya.

  1. Psikologi Perkembangan   
Ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada 
tiap – tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya.

  1. Psikologi Pendidikan   
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi pendidikan

  1. Psikologi Sosial       
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan 
dengan masyarakat sekitarnya.

  1. Psikologi Industri       
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang muncul dalam dunia 
industri dan organisasi.

  1. Psikologi Klinis   
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat, 
normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.

  1. Beberapa Kebutuhan Psikolgis

  1. Kebutuhan Jasmani
        
Merupakan kebutuhan yang vital, yang akan menjamin keberadaan 
individu dalam kelangsungan hidupnya dan merupakan kebutuhan yang 
menjadi prioritas utama.

  1. Kebutuhan Akan Rasa Aman       
Manusia merasa takut kepada hal – hal yang tidak diketahuinya, 
sehingga membutuhkan orang lain yang bisa melindunginya, 
hal ini bisa diperingankan dengan meningkatkan ketakwaan kepada tuhan.

  1. Kebutuhan Akan Cinta
       
Manusia membutuhkan cinta dari orang lain. 
Ia akan merasa bahagia bila orang yang dicintainya mendekat, 
begitu juga cinta kepada Tuhan.

  1. Kebutuhan Akan Keberhasilan dan Keinginan untuk Unggul
Kebutuhan manusia akan keberhasilan dalam melaksanakan 
suatu pekerjaan akan memotivasinya untuk menambah ilmu, 
merasa percaya diri dan berani menghadapi masalah baru. 
Manusia akan memaksimalkan usahanya sehingga hasil yang 
ia raih lebih baik dari orang lain. Dengan tujuan mendapatkan 
penghargaan dan pengakuan atas keunggulan dari orang lain.

  1. Kebutuhan akan Afiliasi       
Biasanya manusia bekerja demi kemaslahatan kelompok yang 
menjadi tempat bersandarnya. Dimana individu menjadi bagian 
dari semuanya dan perannya sangat vital untuk kesuksesan pekerjaan.

  1. Kebutuhan Akan Motivasi
Manusia senang mencari suatu ketenangan dan ketentraman 
tetapi setelah beberapa saat ia akan merasa bosan dan berusaha 
mencari objek yang membuatnya sibuk. 
Tanpa motivasi, seseorang akan merasa kehampaan sehingga 
tidak bisa hidup dalam kesendiriannya tanpa melakukan sesuatupun

  1. Kebutuhan Akan kebebasan   
   
Manusia membutuhkan kebebasan dalam mengungkapkan segala pemikirannya. 
Mengekang kebebasan akan menyebabkan hidup menjadi pasif dalam pergaulan 
dengan orang lain. Tidak dibenarkan dengan memaksakan kepadanya 
beberapa keputusan penting dan harus dilakukannya, terkecuali bila ia merasa puas.

  1. Kebutuhan akan koreksi   
   
Manusia butuh koreksi dan arahan yang tidak merintangi kebebasan. 
Pendidikan bertujuan menjadikan koreksi internal bukan eksternal. 
Bila koreksi ini terjadi antar manusia, maka keadaan individu dan 
kelompok akan menjadi baik, sedikit sekali kejahatan, kebaikan dan 
ketaatan bertambah, meskipun sedang sendirian.

  1. Kebutuhan Akan Penghargaan   
Manusia akan mencurahkan segala kemampuan dan usahanya agar 
dihargai oleh orang lain, sehingga ia merasa berharga, mempunyai 
kedudukan tinggi. Penghargaan ini diwujudkan dengan bentuk 
pemberian balasan manusia dan sanjungannya. 
Tidak terpenuhinya kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan 
rendah diri dan mencela diri sendiri.

  1. Kebutuhan Akan Pengetahuan   
   
Yakni kebutuhan akan pemahaman, bertambahnya ilmu, memperdalam pengetahuan, 
merumuskan permasalahan dan memecahkannya. Bertambahnya ilmu ada 
hubungannya dengan kesinambungan dalam segala hal, juga berkaitan dengan perilaku 
yang baik dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

  1. Pengaruh Psikologi Manusia Terhadap Lingkungan
Secara tidak kita sadari, selama ini psikologi ternyata sangat berpengaruh 
bagi proses kelestarian Alam. Kenapa denmikan, karena psikologi atau mindset 
manusia menentukan suatu kehendak apakah dia mempunyai keinginan untuk 
menjaga lingkungan atau tidak. Dan lingkungan pun sangan berpengaruh bagi 
perkembangan psikologi manusia, misalkan seseorang yang besar di daerah pegunungan 
akan berbeda sifatnya dengan orang yang hidup di sekitar pantai. 
Ini menujukkan bahwa psikologi seseorang ditentukan juga oleh lingkungan dia Tinggal.
Jika seseorang memiliki psikologi yang baik, maka diapun akan memberikan 
manfaat yang baik terhadap lingkungan tempat dia tinggal, contoh membuang sampah 
pada tempatnya. Sedangkan jika Psikologi manusianya itu buruk, maka secara tidak 
langsung akan membawa dampak burung bagi orang lain dan juga lingkungannya.

  1. Beberapa Hal Yang Membedakan Perilaku Manusia

  1. Cara Berfikir   
Setiap manusia memiliki cara berfikir yang berbeda – beda sehingga 
pandangan tentang lingkunganpun akan berbeda pula. 
Ada yang memandang lingkungan itu sangat penting bagi dirinya dan 
ada pula yang acuh  tidak mau memberikan kontribusi yang baik 
terhadap lingkungan karena dia fikir sudah ada orang yang mengurusnya.

  1. Kebutuhan       
Setiap Manusia mempunyai kebutuhan, misalkan seorang nelayan 
dia membutuhkan penghasilan yang lebih dari menjaring ikan, 
tetapi dengan cara tradisional seperti itu kemungkinan hasil yang 
didapatkannya pun tidak akan banyak, sehingga dia memilih untuk 
menggunakan cara lain seperti pengeboman yang dampaknya dapat 
merusak lingkungan laut ( Ikan, Terumbu karang dan sebagainya ). 
Meskipun dia tahu itu salah tetapi karena faktor kebutuhan, 
mau tidak mau dia harus melakukannya.

  1. Rekasi Affectif yang berbeda – beda
Setiap manusia memiliki reaksi terhadap suatu hal yang dialaminya 
secara berbeda – beda. Ada yang bisa memberikan timbal balik yang positif, 
negatif dan netral. 

  1. Faktor Lingkungan       
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi berbedanya perilaku dan sifat setiap orang. 
Karena Lingkungan merupakan tempat manusia berkembang dan menyerap 
semua hal yang dia rasakan dan dia alami. Jika dia bisa memilah mana yang 
baik dan mana yang buruk, maka dia akan tahu hal yang harus dia lakukan 
terhadap lingkungan itu seperti apa.